Wednesday, September 26, 2018

Lexoir.com, pusat grosir fashion online terbesar di Indonesia

Sedang mencari produk fashion terkini dengan harga grosir? Lexoir.com dapat menjadi pilihan bagi Anda.

BERITA TERKAIT
7 Ide bisnis cocok bagi generasi milenial yang ingin berwirausaha
5 Bisnis ini cocok untuk remaja jadi pengusaha muda
Jins Levi's tua ini laku Rp 1,4 miliar, kenapa begitu istimewa?

Lexoir adalah pusat grosir fashion online terbesar di Indonesia memberikan harga termurah dan pengiriman yang cepat. Produk fashion yang dijual di Lexoir antara lain kemeja, dress, cardi, legging dan lain sebagainya.

Lexoir menjual produk fashion berkualitas dengan harga yang murah, mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 150 ribu. Selain memberikan harga yang murah, Lexoir juga memberikan banyak promo harian yang dapat dilihat melalui Facebook Lexoir Fashion.

Situs Lexoir didesain dengan tampilan yang cukup sederhana sehingga cukup mudah untuk dijelajahi. Informasi yang diberikan juga cukup lengkap, mulai dari katalog, harga, cara pembelian hingga profil usaha.

Situs Lexoir telah diliput oleh beberapa majalah, seperti Cosmo girl, Gadis, Go Girl. Lexoir juga pernah terpilih sebagai online shop terbaik versi majalah DressCode pada tahun 2012.

Selain melalui situs dan Facebook, Anda juga dapat mengintip koleksi Lexoir melalui Instagram @Grosirbaju. Selamat berbelanja. [fra]

Friday, September 21, 2018

Label Fashion Mewah Pilih Membakar Barang yang Tak Laku Terjual

KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia umum jika label-label mewah lebih memilih membakar barang-barang mereka yang tak terjual, dibanding menjualnya dengan harga diskon besar.

Tindakan tersebut juga dilakukan oleh rumah mode Burberry. Dalam laporan The Time, pada tahun 2017, label mewah asal Inggris itu membakar busana yang tak terjual senilai lebih dari 36,5 juta USD atau lebih dari Rp 258 miliar. 

Nilai 36,5 juta dollar AS sendiri setara dengan 20.000 trench coat Burberry. 

Bahkan, dalam lima tahun terakhir, lini  busana yang dikenal dengan motif kotak-kotak itu disebut menghancurkan produk senilai lebih dari 65 juta USD.

Burberry sendiri mengatakan, mereka berusaha bertindak dengan cara "bertanggung jawab" ketika membuang stok, dan ada proses "hati-hati" untuk meminimalkan jumlah limbah. 

Perusahaan bernilai 9,6 miliar USD oleh Forbes itu mengatakan, mereka menangani isu limbah ini dengan sangat serius" dan menggunakan insinerator khusus untuk memanfaatkan energi.

"Burberry memiliki proses yang hati-hati untuk meminimalkan jumlah kelebihan stok yang kami hasilkan," ujar salah seorang juru bicara Burberry.

Selain itu, langkah ini dianggap bagian utama dari strategi Responsibilty mereka hingga 2022. Mereka juga telah menjalin kemitraan dan memberikan dukungan kepada organisasi inovatif untuk membantu mencapai tujuan ini.

"Salah satu contoh adalah kemitraan kami dengan Ellen MacArthur Foundations Make Fashion Circular Initiative, di mana kami bergabung dengan organisasi terkemuka lainnya untuk bekerja menuju circular fashion economy," katanya.

Perusahaan yang menampilkan model terkenal termasuk Cara Delevingne, Sienna Miller, Rosie Huntington-Whiteley dan Romeo Beckham dalam kampanye iklannya itu mengatakan, praktik menghancurkan kelebihan stok adalah hal yang umum di industri ritel.

Menurut laporan, nilai produk yang hancur meningkat setengahnya dalam dua tahun terakhir.

Label lain

The Times juga menghubungi sejumlah label, termasuk Vivienne Westwood dan Victoria Beckham, untuk mencari tahu bagaimana mereka menangani limbah busana.

Hanya Temperley yang menjawab. Label itu mengatakan, pakaian yang tidak terjual akan disumbangkan untuk amal atau dijual dengan harga diskon. 

Sementara itu Richemont, pemilik Cartier dan Montblanc, disebut menghancurkan jam tangan senilai lebih dari 500 juta USD dalam dua tahun.

Bahkan, peritel fast fashion disebut-sebut menghancurkan 16,5 ton stok tahun lalu.

Sedangkan Louis Vuitton, sudah lebih dulu dinobatkan sebagai label yang rutin membakar tas yang tidak terjual.

Sunday, September 16, 2018

Kreasi Fashion yang Terinspirasi dari Lukisan

KOMPAS.com - Selain menggandeng desainer Belanda untuk memperlihatkan kreativitasnya di Jakarta Fashion Week 2014, Erasmus Huis (pusat kebudayaan Belanda) juga menggandeng desainer Indonesia untuk menciptakan kreasi busana yang terinspirasi dari kebudayaan Belanda.

"Tahun lalu JFW dan Erasmus Huisdimeriahkan dengan tantangan membatik gaya Belanda dan menghasilkan Batik Belanda yang indah. Kali ini JFW menantang desainer untuk membuat baju yang terinspirasi dai pelukis Belanda," ungkap Tom van Zeeland, Direktur Erasmus Huis saat konferensi pers "The Dutch Renaissance" di Jakarta Fashion Week 2014, Senayan City, Kamis (24/10/2013) lalu.

Erasmus Huis dan Jakarta Fashion Week memilih Billy Tjong dan juga Auguste Soesastro untuk mengintepretasikan atmosfer Belanda lewat lukisan yang dibuat oleh Han Snel dan Rudolf Bonnet.

"Saya merasa tertantang dengan hal ini. Setelah melakukan riset tentang pelukis Belanda yang sudah bermukim di Bali ini saya mencari benang merah untuk menyatukan inspirasinya dengan karya saya," jelas desainer Billy Tjong.

Benang merah yang diambil Billy dari karya Rudolf adalah penggambaran tentang kebudayaan, perempuan Bali, pantai dan alam Bali yang indah.

Inspirasi Rudolf ini dituangkan Billy dalam koleksi terbarunya, Leven. Dalam bahasa Belanda, Leven berarti hidup atau kehidupan. Melalui 20 koleksinya, Billy kali ini terlihat lebih berani untuk mengekspresikan jiwa seninya.

Tak cuma menghadirkan olahan motif digital print-nya, desainer lulusan Lomba Perancang Mode tahun 2005 ini juga mengolah digital print dari hasil jepretan kameranya. "Ini masih melanjutkan tema koleksi "Potrait" pada bulan Juli 2013 lalu. Dan sedikit penambahannya kali ini, saya juga mencoba untuk melukis dengan cat air dan di print di atas kain," imbuhnya.

Koleksi Billy kali ini didominasi warna putih, warna cerah, dan hitam yang disandingkan dengan palet warna pastel lainnya. Siluet busana yang dihadirkannya ini merupakan koleksi siap pakainya yang dihadirkan dalam gaya gaun A-line, H-line, gaun lurus, loose tube dress, jaket, dan jaket.

Jauh berbeda dengan koleksi busana Billy, Auguste justru menghadirkan koleksi busana dengan warna monokrom. Koleksi ini merupakan intepretasi Auguste dari lukisan Han Snel. "Koleksi kali ini saya terinspirasi dari koleksi Han Snel. Ini semua diwujudkan dalam permainan warnanya," jelas Auguste.

Seperti ciri khasnya selama ini, Auguste selalu menghadirkan koleksi busana yang simpel. Sesuai dengan tema dan inspirasinya, Auguste juga tidak menggunakan banyak detail. Warna monokrom yang dihadirkannya antara lain cokelat, krem, hitam dan putih.

Auguste banyak menghadirkan koleksi busana seperti gaun mini, atasan simpel dan juga rok panjang.

"Penggambaran warna monokrom dan dan tanpa motif (polos)ini juga terinspirasi dari wujud keramik tradisional Indonesia dan Cina sebelum era masuknya keramik biru putih. Ini adalah bukti bahwa orang Indonesia adalah orang yang paham nilai keeleganan," papar desainer pemilik label Kraton ini.

Tuesday, September 11, 2018

Kolaborasi Fashion This Is April dengan Chelsea Islan

KOMPAS.com - Produk pakaian siap jadi This Is April mengumumkan kolaborasinya dengan aktris Chelsea Islan. Kolaborasi itu bukan hanya dalam hal desain pakaian tapi juga kegiatan amal untuk anak-anak di Papua.

Menurut founder dan owner This Is April, Maria Anggraini, sosok Chelsea dipilih karena sebagai artis muda yang berbakat dan juga memiliki banyak kegiatan positif dan peduli dengan isu sosial.

Dalam koleksi terbaru yang disiapkan sejak bulan April 2017 ini, Chelsea dan tim dari This is April menampilkan 30 desain busana bergaya kasual dan chic.

"Bukan hanya modelnya, tapi warna dan potongan busananya sesuai dengan kepribadian aku. Ada unsur casual, edgy, dan effortlessly chic," kata Chelsea dalam konferensi pers di mal Taman Anggrek Jakarta (19/10/2017).

We can't blind ourselves that the world needs more love and act of compassion. If we can't find good around us then let's do good and inspire others to do even better. I have always been interested in social issues. This Is April x Chelsea Islan is not just a regular collaboration. This is A Collaboration for A Cause. Percentage of the profits from This is April x Chelsea Islan will be donated to provide shoes for children in Papua through Langkah Kasih. Together we spread love and compassion not hate and ignorance. Thank you for being a part of our movement to make the world a better place. Love, Chelsea Islan. #thisisaprilxchelseaislan

A post shared by THIS IS APRIL (@thisisapril_) on Oct 19, 2017 at 9:30pm PDT

Ditambahkan oleh Maria, koleksi terbaru ini disesuaikan dengan ciri kepribadian Chelsea. "Koleksi ini seperti terbagi dua warna, pertama nuansa pink dan nude, menggambarkan Chelsea yang young, sweet, passionate, tapi tetap edgy. Chelsea yang classy dituangkan dengan warna monokrom," katanya.

Sebagian dari keuntungan akan disumbangkan untuk memberikan sepatu bagi anak-anak kurang mampu di Papua melalui Yayasan Langkah Kasih. "Fashion bukan hanya memberi inspirasi tapi juga membantu sesama. Saya sangat menjunjung tinggi pendidikan," ujar Chelsea.

Seluruh koleksi terbaru ini sudah tersedia di jaringan toko This Is April di seluruh Indonesia atau pun di toko online.

Thursday, September 6, 2018

KFC Melansir Lini Fashion

KOMPAS.com - Kini Anda bisa menunjukkan kecintaan pada Kentucky Fried Chicken (KFC) dengan menggunakan T-shirt, jeans, bahkan perhiasan, yang diciptakan oleh jaringan restoran ayam goreng asal Amerika ini.

KFC telah merilis lini fashion yang bisa didapatkan secara online dengan harga mulai dari Rp 100.000. Para fans bisa mendapatkan berbagai barang-barang fashion, mulai dari kaus kaki bergambar paha ayam atau bantal dengan cetakan wajah Koloner Sanders.

the sun Salah satu produk fashion KFC.Ada juga aksesoris untuk melengkapi penampilan, misalnya saja kalung dengan liontin bertuliskan "finger licking good" dan juga pin burger. Anda juga bisa mendapatkan beberapa hiasan rumah dengan tema seputar menu KFC bernuansa klasik.

Dalam situsnya dituliskan "Barang-barang berkualitas untuk kehidupan sehari-hari. Menari seperti tak ada yang menonton. Bernyanyi seperti tak ada yang mendengar. Berpakaian seperti Anda belum makan siang."

Mungkin karena keunikannya, beberapa barang yang dijual di situs tersebut sudah habis terjual. Gebrakan KFC ini juga dalam beberapa hari terakhir menjadi perbincangan di media sosial.

Seperti dilansir dalam AdWeek, direktur media dan digital KFC Amerika, Steve Kelly, mengatakan bahwa KFC dan Koloner Sanders telah menjadi ikon budaya pop selama lebih dari 70 tahun.

the sun Lini fashion KFC."Penggemar kami sangat ingin menunjukkan gaya hidup ayam goreng mereka dan KFC Ltd memberi mereka kesempatan untuk membiarkan bendera kolonel Sanders berkibar," katanya.

Saturday, September 1, 2018

Ketika Jilbab Menjadi Fashion

Fenomena jilbab bukan merupakan suatu simbol atas kepercayaan terhadap agama semata, tapi jilbab juga merupakan fenomen budaya dari suatu masyarakat. Bahkan jilbab merupakan salah satu jenis pakaian yang dari sisi sejarah sarat dengan simbolisasi pesan-pesan sosial-moral atas nama keutuhan, integritas, dan orisinilitas ( Perempuan Post Kolonial dan Identitas Komoditi Global, LSR, Kanisius: Yogyakarta, hal 18.). Menurut Hasil penelitian Karen Elisabeth Washburn, dari University of California mengindikasikan bahwa jilbab sebagai simbol bukan saja hadir atas nama keutuhan atau orisinilitas melainkan dalam kebudayaan global mutakhir juga sebagai simbol siasat terhadap semangat zaman yang membuka ruang pengalaman hibrida. Lalu pertanyaannya sekarang adalah apakah memang jilbab mutlak merupakan simbol terhadap alternatif siasat global? Menurut Brenner, jilbabisasi justru merupakan upaya membalikkan arus sekulerisasi. Aspek kehidupan sosial yang dianggap sekuler diarahkan lebih agamis dengan salah satu simbol yaitu jlbab. Penggunaan jilbab merupakan penolakan terhadap hegemoni budaya barat (Perempuan Post kolonial dan Identitas  Komoditi global, LSR, Kanisius :Yogyakarta. Hal 112). Tulisan ini mencoba untuk menelusuri fenomena jilbab, bukan jilbab dalam perspektif keagamaan, tapi dengan cara pandang kebudayaan. Fenomena yang marak akhir-akhir ini adalah ketika jilbab beradaptasi dengan trend fashion kontemporer. Berangkat dari pertanyaan itulah mengapa tulisan ini dibuat. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kaidah jilbab yang merupakan cara berpakaian? Artinya mampukah jilbab ssebagai salah satu jenis pakaian peka terhadap industri mode, yang notabene mengedepankan fashion daripada esensi jilbab itu sendiri ? padahal kalau kita lihat fenomena di sekitar kita banyak sekali kita menjumpai model berjilbab yang variatif? Bahkan tak jarang kita jumpai perempuan yang berjilbab dengan celana panjang dan kaos ketat, roknya dibelah hingga batas lutut? Variatif yang dimaksud adalah beranekaragamnya cara berkerudung, misalnya kerudung gaul yang kecil dan transparan. Lalu kombiansi lain dengan mengikatkan ke leher dengan mengenakan pakainan ketat. Dari sini kita dapat mengindikasikan bahwa cara berbusana muslimah dan berjilbab menjadi suatu trend yang mengacu ke  fashion. Dimana  Esensi fashion adalah ruang rekonsiliasi antara hasrat akan kebebasan ekspresi personal  dan tuntutan konformitas sosial. Kalau kita menelusuri kaidah jilbab merupakan kelengkapan busana muslimah. Dimana busana muslimah ini memiliki aspek yang harus diperhatikan, berdasarkan konsep syarI terdapat bebarapa aspek yang harus dipehatikan. Pertama, harus menutupi seluruh bagian aurat. Ke dua bukan berfungsi sebagai perhiasan. Ke tiga harus longgar dan tidak ketat tidak menggambarkan sesuatu dari tubuhnya Menurut cara pandang agama Islam jilbab identik. Ke empat  tidak menyerupai laki-laki. Ke lima bukan merupakan lihas Syuhrar atau pakaian popularitas.  Menurut cara pandang agama Islam jilbab identik dengan pakaian pelindung dari bahaya yang muncul dai pihak laki-laki. Sebaliknya, fashion dalam pandangan barat identik dengan pakaian sebagai mode atau trend yang menonjolkan keindahan tubuhnya melalui mode pakaian. Lalu bagaiman dengan model jilbab sekarang yang lebih ke fashion? penulis dalam hal ini tidak bermaksud untuk menghakimi antara benar dan salah, tetapi penulis merupakan seorang pemeharti fenomena jilbab. Memang sekarang ini terdapat trend penggabungan antara konsep fashion yang barat dengan konsep jilbab yang syarI, sehingga fenomena ini diikuti dengan kesemarakkan kerudung gaul atau jilbab gaul. Ketika jibab menjadi fashion anggapan dari beberapa peneliti bahwa jilbab merupakan strategi alternatif untuk menangkis budaya global tidak sepenuhnya benar, kenyataannya sekarang terdapat modifikasi antara jilbab dengan trend dan industri mode dunia. Artinya sudah terdapat pola-pola adaptasi antara fashion dengan jilbab. Mengapa hal ini terjadi menurut penelusuran penulis, fenomena ini terjadi karena, Pertama berkembang pesatnya industri mode pakaian yang berupaya membentuk konsumsi global dan  beberapa perancang busana muslimah, boleh jadi luput memperhatikan ketentuan syarI. Sehingga hasil rancangan busana muslimahnya  cenderung ke arah fashion. Ke dua, pesatnya tehnologi informasi dan komunikasi, dimana dalam media komunikasi modern selalu saja ada yang lebih baru, bukan saja makna-makna tetapi juga konstruksi identitas. Ke tiga, maraknya artis-artis yang dapat dijadikan trendsetter. Ke empat, pengaruh sekitar lingkungan. Ke lima, hal tersebut juga berkaitan erat dengan motif personal. Dimana pakaian adalah cara yang paling efisien untuk menyatakan identitas seseorang terhadap dunia. Sekilas pakaian memungkinkan seseorang untuk membaca status sosial pemakai. Pakaian pun dapat pesan lebih kompleks, yaitu pakaian sebagai indikator bagaimana  seseorang ingin orang lain mnegimajinasikan orang tersebut. maka, pakaian bukan lagi sesuatu yang ditempelkan pada tubuh, melainkan perpanjangan dari tubuh itu sendiri adalah diri kita , bahkan beberapa pihak menyebutnya sebagai kepribadian kita. Wallahualam Bishowab sari oktafiana sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLp32lOLoS9gv-PX_F1AfL17hLs2HawA3Rv7gi3OJY4HpfautFE4s1xAOuBjfVoimq1piXyrfjOLgi8l5Dx3FFmkZD_aoYvHQkaR52aL6-WqE2WogixA3xAt4ct2o32RcbO4Cs72YRbg3J/s320/01A%5B1%5D_m.jpg