Kesuksesan Jember Fashion Carnaval (JFC), tak lepas dari sosok Dynand Fariz. Fariz ternyata pelopor sekaligus Presiden JFC Center. Event yang diciptakan alumnus IKIP Negeri (sekarang Universitas Negeri Surabaya(Unesa) ini, telah mengubah Kabupaten Jember menjadi kota mode layaknya Paris dan Itali.
BERITA TERKAIT
Meriahnya karnaval 'Persatuan dan Kesatuan' Desa Banjarsari, Malang
Kembali gelar karnaval, Mandiri targetkan 50 ribu pengunjung
Kekerasan seksual terhadap anak masih tinggi di Jateng
Dengan tekad dan kemauan yang kuat, Fariz mewujudkan mimpi-mimpi masa kecilnya. Sebab, pria kelahiran Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember ini, merasa minder dengan tempat lahirnya itu.
"Saat itu, dia menganggap Jember hanya kota kecil yang tidak memiliki keistimewaan apapun," kata Slamet, warga Semboro, Jember saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (14/10).
Kekecewaan fariz ternyata menjadi cambuk tersendiri buatnya. Dia kemudian berusaha menciptakan ide untuk merubah Jember menjadi kota mode yang sangat luar biasa.
"Kesuksesan Jember telah menjadi perhatian dunia fashion, baik nasional maupun internasional," tambahnya.
Even JFC biasanya melibatkan ratusan model yang berjalan sepanjang 3,5 kilometer di jalan utama Kota Jember. Acara yang saban tahun digelar ini ternyata mampu menarik perhatian dunia. Jember kemudian dianggap sebagai kota artistik yang sangat luar bisa. Apalagi ratusan model yang ditampilkan, bukanlah model-model profesional yang terbiasa berlenggak-lenggok di atas catwalk.
"Mereka hanyalah sekumpulan anak-anak desa dari pinggiran Kabupaten Jember dengan tingkat ekonomi yang rendah," beber Slamet.
Penampilan mereka seolah menabrak tatanan dunia fashion yang selama ini berkiblat pada keglamoran. "Anehnya, sekitar 400-an peserta itu, mampu menampilkan kreativitas yang luar biasa. Buktinya, dunia mengakui keberadaan mereka setiap tahunnya," kata Wasib, warga jember yang lain.
Sedikit demi sedikit mereka merubah Jember menjadi kota mode dan memang hal itu bukan sekadar mimpi. Kegiatan ini menjadi perbincangan di kalangan fashion internasional.
Sejak digelar pada 1 Januari 2001 silam, kini masyarakat Jember tersadar kalau kota kelahirannya semakin dikenal dunia. Wasib menambahkan, sebelum mengubah Jember menjadi kota mode bak Paris dan Itali, Fariz pernah mencoba peruntungan mengikuti program beasiswa yang disponsori sekolah mode ESMOD di Jakarta, tahun 2000 silam.
"Dan dia berhasil. Bahkan, ESMOD mengantarkannya menjadi juara lukis dunia yang digelar oleh sebuah lembaga di New Delhi dan mengubahnya jadi pelaku fashion terkenal. ESMOD juga memberi kesempatan Fariz untuk belajar di ESMOD Pusat yang ada di Paris selama tiga bulan," beber Wasib yang mengaku mengetahui cerita Fariz dari mulut ke mulut.
Sepulang dari Paris, Fariz mendirikan rumah mode yang berkiblat pada tren fashion dunia. Rumah mode yang diberi nama 'House of Dynand Fariz' itu terletak di Jember.
Ide lain Fariz yang dinilai tak masuk akan adalah karnaval fashion di mana pesertanya anak-anak muda dari desa terpencil yang tak berpengalaman di dunia fashion. Namun, ide liarnya itu, menjadi perhatian media, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Alhasil, kondisi sosiologis masyarakat Jember yang religius dan adem-ayem, tiba-tiba dikejutkan parade fashion layaknya kota-kota metropolitan. Apalagi yang diangkat tren-tren dunia.
Berbagai strategi dirancang oleh Fariz agar karnaval ini terus berjalan misalnya dengan mengajak partisipasi anak remaja. Sebab, menurut Fariz, seperti yang diceritkan Wasib dan Slamet, kaum remaja adalah makhluk pemimpi dan tugas orang dewasalah mewujudkan mimpi-mimpi itu.
"Itulah yang mendasari Fariz membentuk JFC, yang kemudian menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkarya, berkreasi, dan menggapai mimpi. Fariz juga mampu membuktikan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa fashion," ungkap keduanya.
Sekadar diketahui, Karnaval Busana Jember atau sering disebut JFC ini, adalah sebuah even karnaval busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sebanyak 400-an peserta berkarnaval, berfashion run way and dance, di jalan utama Kabupaten Jember. Event itu, disaksikan oleh ratusan ribu penonton di kanan dan kiri jalan.
Mereka terbagi dalam delapan defile yang masing-masing defile mencerminkan tren busana kontemporer. Defile pertama adalah defile Archipelago yang mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu secara berkala seperti Jawa, Bali, Sumatera, dan seterusnya.
Defile lainnya mengangkat tema fashion yang sedang trend apakah dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian atau peristiwa global lainnya. Semua busana dibuat dalam bentuk kostum yang kesemuanya dikompetisikan untuk meraih penghargaan-penghargaan. Dan kini, JFC telah berusia 12 tahun sejak kali pertama digelar tahun 2001. [lia]
Saturday, July 28, 2018
Monday, July 23, 2018
Jember Fashion Carnaval 2018 Akan Angkat Budaya Asia
KUTA, KOMPAS.com Jember Fashion Carnaval (JFC) telah sukses digelar selama 16 tahun terakhir. Di tahun ke-17 pada 2018 nanti, penyelenggaraan karnaval busana tahunan ini akan mengangkat tema yang berbeda.
Pada tahun-tahun sebelumnya, tema Jember Fashion Carnaval selalu berkaitan dengan kebudayaan Indonesia. Namun, pada 2018 mendatang, Presiden Jember Fashion Carnaval, Dynand Fariz, ingin mengusung tema kebudayaan negara-negara Asia.
Temanya adalah Asia Light, jadi cahaya Asia, ujar Dynand di Kuta, Bali, beberapa waktu lalu.
BACA: Mimpi Pendiri Jember Fashion Carnaval Kalahkan Karnaval Rio de Janeiro
Dengan tema tersebut, Dynand berharap Asia dapat unggul dalam bidang apa pun dan ia memulainya melalui kebudayaan. Nantinya, para peserta Jember Fashion Carnaval akan memakai dan memamerkan berbagai kostum yang didesain sesuai kebudayaan negara-negara Asia.
Jadi saya kepenginnya Asia itu bisa menjadi cahaya dunia di bidang apa pun, terutama apalagi kita mulai di bidang budaya, kata Dynand.
ANTARA FOTO/SENO Peserta mengenakan kostum Sriwijaya saat tampil di Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-16 di Jember, Jawa Timur, Minggu (13/8/2017). JFC ke-16 bertema Victory atau Kemenangan menampilkan delapan defile yang kostumnya pernah memenangkan kostum terbaik di sejumlah kontes dunia, seperti kostum Borobudur, Bali, dan Borneo.
Selain itu, tema Asia juga diambil mengingat gelaran Asian Games mulai 18 Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang. Adapun Jember Fashion Carnaval 2018 rencananya digelar pada 7-12 Agustus 2018.
Jadi tahun depan itu kita mengangkat tema-tema dari negara-negara di Asia yang itu nanti kita akan kaitkan dengan Asian Games, ucap Dynand.
Selama ini, gelaran Jember Fashion Carnaval terinspirasi dari negara kepulauan Indonesia yang kaya akan budaya. Jember Fashion Carnaval juga beberapa kali mengangkat tema terkait fenomena global, seperti bencana alam, global warming, hingga isu kaum pengungsi di dunia.
Pada tahun-tahun sebelumnya, tema Jember Fashion Carnaval selalu berkaitan dengan kebudayaan Indonesia. Namun, pada 2018 mendatang, Presiden Jember Fashion Carnaval, Dynand Fariz, ingin mengusung tema kebudayaan negara-negara Asia.
Temanya adalah Asia Light, jadi cahaya Asia, ujar Dynand di Kuta, Bali, beberapa waktu lalu.
BACA: Mimpi Pendiri Jember Fashion Carnaval Kalahkan Karnaval Rio de Janeiro
Dengan tema tersebut, Dynand berharap Asia dapat unggul dalam bidang apa pun dan ia memulainya melalui kebudayaan. Nantinya, para peserta Jember Fashion Carnaval akan memakai dan memamerkan berbagai kostum yang didesain sesuai kebudayaan negara-negara Asia.
Jadi saya kepenginnya Asia itu bisa menjadi cahaya dunia di bidang apa pun, terutama apalagi kita mulai di bidang budaya, kata Dynand.
ANTARA FOTO/SENO Peserta mengenakan kostum Sriwijaya saat tampil di Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-16 di Jember, Jawa Timur, Minggu (13/8/2017). JFC ke-16 bertema Victory atau Kemenangan menampilkan delapan defile yang kostumnya pernah memenangkan kostum terbaik di sejumlah kontes dunia, seperti kostum Borobudur, Bali, dan Borneo.
Selain itu, tema Asia juga diambil mengingat gelaran Asian Games mulai 18 Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang. Adapun Jember Fashion Carnaval 2018 rencananya digelar pada 7-12 Agustus 2018.
Jadi tahun depan itu kita mengangkat tema-tema dari negara-negara di Asia yang itu nanti kita akan kaitkan dengan Asian Games, ucap Dynand.
Selama ini, gelaran Jember Fashion Carnaval terinspirasi dari negara kepulauan Indonesia yang kaya akan budaya. Jember Fashion Carnaval juga beberapa kali mengangkat tema terkait fenomena global, seperti bencana alam, global warming, hingga isu kaum pengungsi di dunia.
Wednesday, July 18, 2018
Jangan Mau Jadi Budak Fashion, Cukup Jadi Dirimu Saja
"'Buat apa jadi budak fesyen kalau ternyata membuat kamu nggak nyaman?
Seperti sudah jadi tradisi, jika Ramadan sering menjadi momen adanya trend yang selalu baru, terutama soal fashion. Kalau tidak percaya, lihat saja di toko-toko pakaian hari ini, pasti sudah terpajang padu padan pakaian yang apik nan kekinian. Ya, salah satu yang tidak bisa dipisahkan saat Ramadan, apalagi jelang Lebaran adalah soal pakaian dan segala akseseorisnya.
Kalau saya pribadi sih untungnya orang yang biasa saja dalam menghadapi fenomena tahunan ini. Tidak lalu harus menjadi seperti kebanyakan orang, tidak lalu membeli baju yang sedang banyak dikenakan. Saya orang yang cukup tahu trend apa yang sedang berkembang saja, Alhamdulilah. Kalau ada yang benar-benar cocok dengan saya, ya saya beli. Kalau saya merasa itu bukan gaya saya, ya buat apa. Sesederhana itu deh.
Sifat saya yang begini kadang membuat gemas, terutama Bapak. Kalau datang ke toko baju, Bapak sering membujuk saya mengambil baju apa saja yang saya suka, tetapi kalau nggak ada yang nyantol -maksudnya bukan saya banget--masa iya mau dibeli juga? Ya, hal ini jugalah yang membuat saya lebih senang membeli baju sendiri, pun bukan harus di bulan Ramadan saja. Jika ada yang cocok, di bulan apa saja, saya ambil.Mumpung ada yang klop, gitu lho. Toh, maksud datangnya Ramadan bukan untuk menyuruh kita membeli bajunya yang baru, tetapu meng-uprgade iman, memperbaruhi hati. #lagibener
Padahal Dea Ananda Sudah Mengingatkan
"Baju baru Alhamdulilah, tuk dipakai di hari Raya. Tak punya pun tak apa-apa. Masih ada baju yang lama."
" Ohyaaa?"
Kalau diamati dari tahun ke tahun, soal fashion, terutama soal trend pakaian yang selalu baru di bulan Ramadan nyatanya memang selalu mengalami perkembangan. Tentu, ini ada baiknya, karena fashion kita berarti terus berinovasi. Selalu ada yang di update!
Bukan soal baju saja sebenarnya, fashion berupa kerudung atau hijab juga kesetrum, ikut-ikut menggeliatnya, ada saja pembaharuan setiap Ramadan tiba. Dari jaman beberapa tahun lalu yang diputer-puter sekarang kembali pada jilbab yang simple, instan. Tentu hal semacam ini disambut para wanita muslim dong, karena kami jadi nggak kelihatan ngebosenin dan utamnya nggak ngeribetin! HAHA.
Namun sayangnya, fashion ini terkadang juga membuat kita jadi lupa diri. Bahwasanya bukan berarti kamu harus mengikuti semuanya dan jadi membeli baru,kan?Intinya sih, kamu juga harus selektif dalam memilih fashion yang ingin kamu kenakan.Apakah itu benar-benar gayamu atau kamu hanya ingin mendapat label kekinian saja? Apa kamu merasa nyaman saat memakainya? Coba deh pikirkan.
Ingat, kata-kata Mbak Dea Ananda.
Tidak perlu ikut arus, punya gaya sendiri justru lebih bagus.
Yang casual chic-ajalah! Pakaian yang nyaman dipakai, syukur-syukur classy! HAHA.
Saya memang tidak terlalu mengerti soal fashion, namun saya tahu pakaian yang nyaman saya pakai seperti apa. Pun kamu -yang tidak terlalu paham- pasti juga begitu, sebab nyaman bisa dinilai secara subjektif.
Daripada harus mengikuti arus yang kadang bukan style kita banget, lebih baik jadi dirimu sendiri. Pernah denger katanya pakaian adalah cermin kepribadian?
Yang penting Pede!
Ini sih yang juga nggak kalah penting. Percaya diri jadi salah satu hal yang harus punyai untuk menambah pancaran dalam diri. HAHA. Ya, apapun jika dilandasi dengan rasa percaya diri, pasti akan lebih greget. Kamu nggak perlu dengerin apa kata orang! Kalau kata Mbak Vivienne westwood, Confidence is best fashion accessory" So, pakailah pakaian yang menambah percaya dirimu, pakaian yang nyaman adalah salah satu pendukungnya.
"Ngapain bingung baju dan persoalan fesyen lainnnya kalau kamu lebih tahu dirimu seperti apa."
Salam,
Listhia H Rahman
Seperti sudah jadi tradisi, jika Ramadan sering menjadi momen adanya trend yang selalu baru, terutama soal fashion. Kalau tidak percaya, lihat saja di toko-toko pakaian hari ini, pasti sudah terpajang padu padan pakaian yang apik nan kekinian. Ya, salah satu yang tidak bisa dipisahkan saat Ramadan, apalagi jelang Lebaran adalah soal pakaian dan segala akseseorisnya.
Kalau saya pribadi sih untungnya orang yang biasa saja dalam menghadapi fenomena tahunan ini. Tidak lalu harus menjadi seperti kebanyakan orang, tidak lalu membeli baju yang sedang banyak dikenakan. Saya orang yang cukup tahu trend apa yang sedang berkembang saja, Alhamdulilah. Kalau ada yang benar-benar cocok dengan saya, ya saya beli. Kalau saya merasa itu bukan gaya saya, ya buat apa. Sesederhana itu deh.
Sifat saya yang begini kadang membuat gemas, terutama Bapak. Kalau datang ke toko baju, Bapak sering membujuk saya mengambil baju apa saja yang saya suka, tetapi kalau nggak ada yang nyantol -maksudnya bukan saya banget--masa iya mau dibeli juga? Ya, hal ini jugalah yang membuat saya lebih senang membeli baju sendiri, pun bukan harus di bulan Ramadan saja. Jika ada yang cocok, di bulan apa saja, saya ambil.Mumpung ada yang klop, gitu lho. Toh, maksud datangnya Ramadan bukan untuk menyuruh kita membeli bajunya yang baru, tetapu meng-uprgade iman, memperbaruhi hati. #lagibener
Padahal Dea Ananda Sudah Mengingatkan
"Baju baru Alhamdulilah, tuk dipakai di hari Raya. Tak punya pun tak apa-apa. Masih ada baju yang lama."
" Ohyaaa?"
Kalau diamati dari tahun ke tahun, soal fashion, terutama soal trend pakaian yang selalu baru di bulan Ramadan nyatanya memang selalu mengalami perkembangan. Tentu, ini ada baiknya, karena fashion kita berarti terus berinovasi. Selalu ada yang di update!
Bukan soal baju saja sebenarnya, fashion berupa kerudung atau hijab juga kesetrum, ikut-ikut menggeliatnya, ada saja pembaharuan setiap Ramadan tiba. Dari jaman beberapa tahun lalu yang diputer-puter sekarang kembali pada jilbab yang simple, instan. Tentu hal semacam ini disambut para wanita muslim dong, karena kami jadi nggak kelihatan ngebosenin dan utamnya nggak ngeribetin! HAHA.
Namun sayangnya, fashion ini terkadang juga membuat kita jadi lupa diri. Bahwasanya bukan berarti kamu harus mengikuti semuanya dan jadi membeli baru,kan?Intinya sih, kamu juga harus selektif dalam memilih fashion yang ingin kamu kenakan.Apakah itu benar-benar gayamu atau kamu hanya ingin mendapat label kekinian saja? Apa kamu merasa nyaman saat memakainya? Coba deh pikirkan.
Ingat, kata-kata Mbak Dea Ananda.
Tidak perlu ikut arus, punya gaya sendiri justru lebih bagus.
Yang casual chic-ajalah! Pakaian yang nyaman dipakai, syukur-syukur classy! HAHA.
Saya memang tidak terlalu mengerti soal fashion, namun saya tahu pakaian yang nyaman saya pakai seperti apa. Pun kamu -yang tidak terlalu paham- pasti juga begitu, sebab nyaman bisa dinilai secara subjektif.
Daripada harus mengikuti arus yang kadang bukan style kita banget, lebih baik jadi dirimu sendiri. Pernah denger katanya pakaian adalah cermin kepribadian?
Yang penting Pede!
Ini sih yang juga nggak kalah penting. Percaya diri jadi salah satu hal yang harus punyai untuk menambah pancaran dalam diri. HAHA. Ya, apapun jika dilandasi dengan rasa percaya diri, pasti akan lebih greget. Kamu nggak perlu dengerin apa kata orang! Kalau kata Mbak Vivienne westwood, Confidence is best fashion accessory" So, pakailah pakaian yang menambah percaya dirimu, pakaian yang nyaman adalah salah satu pendukungnya.
"Ngapain bingung baju dan persoalan fesyen lainnnya kalau kamu lebih tahu dirimu seperti apa."
Salam,
Listhia H Rahman
Friday, July 13, 2018
Its No Longer Mens World Kenapa Model Pria Dibayar Jauh Lebih Murah Dibanding Model Wanita
Hey,
Apakah kamu sudah sempat menyimak video klip Blank Space, single terbaru dari Taylor Swift? Buat kamu yang cewek, kesengsem gak sih sama cowok yang tampil di video itu? Nah, cowok itu bernama Sean OPry, yang juga memegang titel sebagai model pria nomor satu di dunia saat ini. Dengan gaji yang mencapai hampir $2 juta dolar di tahun 2013, Sean yang berusia 25 tahun ini adalah model pria paling mahal di dunia.
Tapi tahukah kamu kalau jumlah itu sebenarnya gak seberapa dibandingkan penghasilan para supermodel wanita? Coba deh bandingkan Sean dengan Gisele Bundchen, supermodel paling mahal di dunia. Dalam rentang waktu yang sama, berapa yang dihasilkan Gisele? 42 juta dolar, hampir 40 kali lipat dari yang dihasilkan Sean!
Okelah, mungkin gak usah bandingkan Sean dengan Gisele, karena sebagian besar kekayaan Gisele tersebut berasal dari rumah fashion yang dia miliki sebagai CEO. Coba deh kita bandingkan dia dengan Miranda Kerr, yang pada tahun yang sama menduduki peringkat kedua. Pada tahun 2013, Miranda berhasil meraup 7.2 juta dollar. Ini 5 kali dari besaran yang diterima Sean dengan beban pekerjaan yang relatif sama.
Penasaran gak sih kenapa penghasilan antara model pria dan wanita bisa benar-benar jomplang, dengan wanita dibayar lebih mahal dari pria? Nah, kalau kamu benar-benar mau tahu, ini dia alasannya!
Industri Pakaian Wanita Jauh Lebih Besar dan Menguntungkan Daripada Industri Pakaian Pria
Ada satu fakta tentang perbedaan wanita dan pria yang tampaknya susah untuk terbantahkan. Secara umum, wanita jauh lebih dituntut untuk memperhatikan penampilan, termasuk tentunya cara mereka berpakaian. Jadi nggak heran jika industri pakaian wanita jauh lebih besar daripada industri pakaian pria. Tahun lalu saja, industri pakaian wanita di Amerika meraup keuntungan sebesar 600 miliar dolar mengungguli industri pakaian pria yang hanya menghasilkan 400 miliar.
Padahal, Gak Mungkin Kan Baju-Baju Wanita Diperagakan Oleh Model Pria?
Secara langsung, industri yang jauh lebih besar dan menguntungkan berdampak langsung terhadap tingginya permintaan terhadap model wanita. Karena sebagian besar konsumen pakaian adalah wanita, pasar pun akan membutuhkan wanita untuk memperagakan pakaian mereka. Tingginya permintaan dan banyaknya peluang pekerjaan untuk model wanita menyebabkan para pria hanya menjadi sampingan dalam industri moda.
Sudah Permintaan Pasar Nggak Begitu Banyak, Model Pria Pun Nggak Punya Banyak Kesempatan Untuk Mendapatkan Ulasan Komersial
Status supermodel yang disandang model-model kenamaan seperti Gisele, Miranda, Tyra Banks, atau Heidi Klum datang dari keberhasilan mereka terpilih menjadi wajah dari Victorias Secret, sampul majalah Sports Illustrated, atau iklan merek mekap terkenal. Dari situ, nama-nama mereka akan meroket dan tawaran untuk bekerja di bidang yang jauh lebih menguntungkan, seperti televisi dan film, akan berdatangan. Nah hingga saat ini, kesempatan model pria untuk mendapatkan lampu sorot tersebut jauh lebih sedikit.
Keunikan dari merek seperti Victorias Secret atau Sports Illustrated adalah tingkat popularitas yang tinggi baik di kalangan wanita, yang memang ingin membeli produknya, maupun pria, yang hanya senang mengagumi model-modelnya. Maka dari itu merek-merek seperti ini dikategorikan sebagai merek komersial dalam fashion. Artinya lebih banyak duit yang berputar dalam merek-merek tersebut dibandingkan merek lain. Sayangnya, hampir tidak ada merek pria yang bisa sepopuler merek-merek tersebut.
Lebih Sialnya Lagi, Iklan-Iklan Produk Pria Justru Jatuh ke Tangan Atlet dan Bintang Film
Ulasan komersial luas bagi pria seperti merek celana dalam, jeans, sampai krim cukur justru jatuh ke atlet seperti David Beckham atau bintang film seperti Brad Pitt. Pria biasa yang melihat iklan-iklan produk tersebut ternyata lebih tertarik melihat atlet atau bintang film dibandingkan model biasa. Secara psikologis, kemampuan model pria menjual produk ternyata jauh lebih rendah dibandingkan atlet atau bintang film.
Daya jual model pria yang rendah tersebut dapat dikaitkan kembali dengan perbedaan sifat mendasar pria dan wanita. Berbeda dengan wanita yang berorientasi dengan penampilan, pria lebih terobsesi dengan lifestyle yang digambarkan iklan daripada penampilan luar yang apik. Walaupun good-looking, model-model pria tidak merepresentasikan pilihan gaya hidup impian pria kebanyakan. Maksudnya, jarang sekali ada pria yang berkeinginan menjadi model. Makanya pilihan pertama merek-merek terkenal untuk pria justru jatuh ke atlet atau bintang film terkenal, jenis pekerjaan yang pasti lebih diimpikan banyak pria biasa.
Tidak Ada Pasar yang Luas Untuk Laki-Laki dalam Kelas Tertinggi Industri Fashion
Satu lagi sisi fashion yang sama pentingnya dengan sisi komersialnya: couture alias fashion kelas atas. Dua puluh satu rumah mode yang masuk dalam klasifikasi couture merupakan pemain-pemain terbesar dalam industri fashion. Dan target dan konsumen utama dari rumah-rumah mode seperti ini Chanel, Dior, Valentino, atau Jean Paul Gaultier tidak lain dan tidak bukan adalah wanita. Model yang dibutuhkan untuk memeragakan produknya? Tentu saja ya model wanita!
Dari segi bisnis, haute couture justru seringkali merugi karena harga baju-bajunya yang selangit. Hanya segilintir orang seperti Paris Hilton atau putri miliarder lain yang mampu membeli baju-baju seperti ini secara rutin. Kebanyakan baju ini diproduksi untuk selanjutnya dipinjamkan ke artis-artis Hollywood yang akan memakainya ke acara karpet merah. Inti dari merek ini bukan keuntungan langsung, tapi usaha untuk membangun citra eksklusif dari rumah fashion tersebut.
Konsep ini ternyata lebih laku dijual kepada wanita. Walaupun jelas-jelas tidak mampu membeli, wanita masih menaruh perhatian yang besar terhadap merek-merek seperti ini. Maka dari itu, ruang gerak model pria dalam haute couture sangat terbatas karena pasar ini berorientasi terhadap wanita.
Menjadi Model Pria Tidak Seglamor Jadi Model Wanita
Disamping fakta bahwa tidak banyak lapangan pekerjaan yang terbuka untuk pria dalam industri model, persepsi umum tentang pekerjaan sebagai model profesional memang tidak sepenuhnya positif. Ini sedikit banyak mempengaruhi nilai jual model pria. Sebagaimana wanita yang dinilai masyarakat tidak cocok untuk memegang profesi tertentu, pria pun dianggap tak cocok bekerja sebagai model. Para pria yang ingin sukses di bidang industri yang sebenarnya keras ini kerap dianggap pria yang lembek.
Mungkin aturan gender yang kaku ini tidak lagi sesuai untuk zaman modern. Sebagaimana banyak wanita yang ternyata bisa jadi insinyur, banyak juga kok pria yang lihai berlenggak-lenggok di catwalk. Tidak seharusnya kita memandang mereka sebelah mata, karena mereka toh berusaha sama kerasnya untuk menyempurnakan keahlian di bidang masing-masing.
Lagipula, kamu yang cewek pasti tidak akan menolak dong melihat belasan model pria bergaya di catwalk?
Di Sisi Lain, Mungkin Memang Pengorbanan Para Model Wanita Jauh Lebih Besar dari Model Pria
Model-model wanita yang berambut panjang akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk bersiap-siap di belakang panggung. Mekapnya pun macam-macam, belum lagi aksesorisnya. Coba bandingkan dengan keperluan model pria. Kebanyakan dari mereka memiliki rambut pendek dan tidak perlu riasan maksimal. Nah, mungkin perbedaan bayaran tersebut mencerminkan perbedaan beban kerja wanita dan pria dalam industri ini.
Sean juga membenarkan bahwa model-model wanita layak mendapatkan bayaran yang mereka peroleh. Toh Sean bilang dia tidak harus memakai sepatu hak tinggi dan bikini seperti model-model wanita, jadi dia bersyukur saja dengan bayaran satu juta dolar yang ia peroleh.
Selain itu, masih banyak model pria yang melihat modelling sebagai pekerjaan sementara atau sampingan. Dibandingkan dunia model wanita, pekerjaan model pria memang jauh lebih tidak menjanjikan. Nah, rendahnya komitmen model pria ini juga berdampak pada status mereka dalam industri!
Walaupun wanita sering dinomorduakan di berbagai ranah profesional, ternyata justru pria yang kelimpungan mencapai kesetaraan di dunia modelling. Hmmm mungkin memang wanita dan pria itu pada hakikatnya punya tempatnya masing-masing, dan jadi model itu memang lahan kekuasaan wanita? Bagaimana menurutmu sendiri?
Advertisement
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
Tren Berubah, Di Negara-negara Ini Gaji Wanita Lebih Besar Dibanding Pria. Termasuk Indonesia Lho
Penasaran Sama Asal Usul Motif Loreng di Baju Tentara? Ini Dia Sejarahnya!
7 Wanita Ini Mengantarkan Pria Tercintanya Hingga Sukses. Mana yang Jadi Role Model Kamu?
Patut Diacungi Dua Jempol, 5 Model Ini Tetap Survive Lewat Bully-an Karena Kekurangan Fisiknya
Tren Perkembangan Model Fashion Muslim Saat Ini
Apakah kamu sudah sempat menyimak video klip Blank Space, single terbaru dari Taylor Swift? Buat kamu yang cewek, kesengsem gak sih sama cowok yang tampil di video itu? Nah, cowok itu bernama Sean OPry, yang juga memegang titel sebagai model pria nomor satu di dunia saat ini. Dengan gaji yang mencapai hampir $2 juta dolar di tahun 2013, Sean yang berusia 25 tahun ini adalah model pria paling mahal di dunia.
Tapi tahukah kamu kalau jumlah itu sebenarnya gak seberapa dibandingkan penghasilan para supermodel wanita? Coba deh bandingkan Sean dengan Gisele Bundchen, supermodel paling mahal di dunia. Dalam rentang waktu yang sama, berapa yang dihasilkan Gisele? 42 juta dolar, hampir 40 kali lipat dari yang dihasilkan Sean!
Okelah, mungkin gak usah bandingkan Sean dengan Gisele, karena sebagian besar kekayaan Gisele tersebut berasal dari rumah fashion yang dia miliki sebagai CEO. Coba deh kita bandingkan dia dengan Miranda Kerr, yang pada tahun yang sama menduduki peringkat kedua. Pada tahun 2013, Miranda berhasil meraup 7.2 juta dollar. Ini 5 kali dari besaran yang diterima Sean dengan beban pekerjaan yang relatif sama.
Penasaran gak sih kenapa penghasilan antara model pria dan wanita bisa benar-benar jomplang, dengan wanita dibayar lebih mahal dari pria? Nah, kalau kamu benar-benar mau tahu, ini dia alasannya!
Industri Pakaian Wanita Jauh Lebih Besar dan Menguntungkan Daripada Industri Pakaian Pria
Ada satu fakta tentang perbedaan wanita dan pria yang tampaknya susah untuk terbantahkan. Secara umum, wanita jauh lebih dituntut untuk memperhatikan penampilan, termasuk tentunya cara mereka berpakaian. Jadi nggak heran jika industri pakaian wanita jauh lebih besar daripada industri pakaian pria. Tahun lalu saja, industri pakaian wanita di Amerika meraup keuntungan sebesar 600 miliar dolar mengungguli industri pakaian pria yang hanya menghasilkan 400 miliar.
Padahal, Gak Mungkin Kan Baju-Baju Wanita Diperagakan Oleh Model Pria?
Secara langsung, industri yang jauh lebih besar dan menguntungkan berdampak langsung terhadap tingginya permintaan terhadap model wanita. Karena sebagian besar konsumen pakaian adalah wanita, pasar pun akan membutuhkan wanita untuk memperagakan pakaian mereka. Tingginya permintaan dan banyaknya peluang pekerjaan untuk model wanita menyebabkan para pria hanya menjadi sampingan dalam industri moda.
Sudah Permintaan Pasar Nggak Begitu Banyak, Model Pria Pun Nggak Punya Banyak Kesempatan Untuk Mendapatkan Ulasan Komersial
Status supermodel yang disandang model-model kenamaan seperti Gisele, Miranda, Tyra Banks, atau Heidi Klum datang dari keberhasilan mereka terpilih menjadi wajah dari Victorias Secret, sampul majalah Sports Illustrated, atau iklan merek mekap terkenal. Dari situ, nama-nama mereka akan meroket dan tawaran untuk bekerja di bidang yang jauh lebih menguntungkan, seperti televisi dan film, akan berdatangan. Nah hingga saat ini, kesempatan model pria untuk mendapatkan lampu sorot tersebut jauh lebih sedikit.
Keunikan dari merek seperti Victorias Secret atau Sports Illustrated adalah tingkat popularitas yang tinggi baik di kalangan wanita, yang memang ingin membeli produknya, maupun pria, yang hanya senang mengagumi model-modelnya. Maka dari itu merek-merek seperti ini dikategorikan sebagai merek komersial dalam fashion. Artinya lebih banyak duit yang berputar dalam merek-merek tersebut dibandingkan merek lain. Sayangnya, hampir tidak ada merek pria yang bisa sepopuler merek-merek tersebut.
Lebih Sialnya Lagi, Iklan-Iklan Produk Pria Justru Jatuh ke Tangan Atlet dan Bintang Film
Ulasan komersial luas bagi pria seperti merek celana dalam, jeans, sampai krim cukur justru jatuh ke atlet seperti David Beckham atau bintang film seperti Brad Pitt. Pria biasa yang melihat iklan-iklan produk tersebut ternyata lebih tertarik melihat atlet atau bintang film dibandingkan model biasa. Secara psikologis, kemampuan model pria menjual produk ternyata jauh lebih rendah dibandingkan atlet atau bintang film.
Daya jual model pria yang rendah tersebut dapat dikaitkan kembali dengan perbedaan sifat mendasar pria dan wanita. Berbeda dengan wanita yang berorientasi dengan penampilan, pria lebih terobsesi dengan lifestyle yang digambarkan iklan daripada penampilan luar yang apik. Walaupun good-looking, model-model pria tidak merepresentasikan pilihan gaya hidup impian pria kebanyakan. Maksudnya, jarang sekali ada pria yang berkeinginan menjadi model. Makanya pilihan pertama merek-merek terkenal untuk pria justru jatuh ke atlet atau bintang film terkenal, jenis pekerjaan yang pasti lebih diimpikan banyak pria biasa.
Tidak Ada Pasar yang Luas Untuk Laki-Laki dalam Kelas Tertinggi Industri Fashion
Satu lagi sisi fashion yang sama pentingnya dengan sisi komersialnya: couture alias fashion kelas atas. Dua puluh satu rumah mode yang masuk dalam klasifikasi couture merupakan pemain-pemain terbesar dalam industri fashion. Dan target dan konsumen utama dari rumah-rumah mode seperti ini Chanel, Dior, Valentino, atau Jean Paul Gaultier tidak lain dan tidak bukan adalah wanita. Model yang dibutuhkan untuk memeragakan produknya? Tentu saja ya model wanita!
Dari segi bisnis, haute couture justru seringkali merugi karena harga baju-bajunya yang selangit. Hanya segilintir orang seperti Paris Hilton atau putri miliarder lain yang mampu membeli baju-baju seperti ini secara rutin. Kebanyakan baju ini diproduksi untuk selanjutnya dipinjamkan ke artis-artis Hollywood yang akan memakainya ke acara karpet merah. Inti dari merek ini bukan keuntungan langsung, tapi usaha untuk membangun citra eksklusif dari rumah fashion tersebut.
Konsep ini ternyata lebih laku dijual kepada wanita. Walaupun jelas-jelas tidak mampu membeli, wanita masih menaruh perhatian yang besar terhadap merek-merek seperti ini. Maka dari itu, ruang gerak model pria dalam haute couture sangat terbatas karena pasar ini berorientasi terhadap wanita.
Menjadi Model Pria Tidak Seglamor Jadi Model Wanita
Disamping fakta bahwa tidak banyak lapangan pekerjaan yang terbuka untuk pria dalam industri model, persepsi umum tentang pekerjaan sebagai model profesional memang tidak sepenuhnya positif. Ini sedikit banyak mempengaruhi nilai jual model pria. Sebagaimana wanita yang dinilai masyarakat tidak cocok untuk memegang profesi tertentu, pria pun dianggap tak cocok bekerja sebagai model. Para pria yang ingin sukses di bidang industri yang sebenarnya keras ini kerap dianggap pria yang lembek.
Mungkin aturan gender yang kaku ini tidak lagi sesuai untuk zaman modern. Sebagaimana banyak wanita yang ternyata bisa jadi insinyur, banyak juga kok pria yang lihai berlenggak-lenggok di catwalk. Tidak seharusnya kita memandang mereka sebelah mata, karena mereka toh berusaha sama kerasnya untuk menyempurnakan keahlian di bidang masing-masing.
Lagipula, kamu yang cewek pasti tidak akan menolak dong melihat belasan model pria bergaya di catwalk?
Di Sisi Lain, Mungkin Memang Pengorbanan Para Model Wanita Jauh Lebih Besar dari Model Pria
Model-model wanita yang berambut panjang akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk bersiap-siap di belakang panggung. Mekapnya pun macam-macam, belum lagi aksesorisnya. Coba bandingkan dengan keperluan model pria. Kebanyakan dari mereka memiliki rambut pendek dan tidak perlu riasan maksimal. Nah, mungkin perbedaan bayaran tersebut mencerminkan perbedaan beban kerja wanita dan pria dalam industri ini.
Sean juga membenarkan bahwa model-model wanita layak mendapatkan bayaran yang mereka peroleh. Toh Sean bilang dia tidak harus memakai sepatu hak tinggi dan bikini seperti model-model wanita, jadi dia bersyukur saja dengan bayaran satu juta dolar yang ia peroleh.
Selain itu, masih banyak model pria yang melihat modelling sebagai pekerjaan sementara atau sampingan. Dibandingkan dunia model wanita, pekerjaan model pria memang jauh lebih tidak menjanjikan. Nah, rendahnya komitmen model pria ini juga berdampak pada status mereka dalam industri!
Walaupun wanita sering dinomorduakan di berbagai ranah profesional, ternyata justru pria yang kelimpungan mencapai kesetaraan di dunia modelling. Hmmm mungkin memang wanita dan pria itu pada hakikatnya punya tempatnya masing-masing, dan jadi model itu memang lahan kekuasaan wanita? Bagaimana menurutmu sendiri?
Advertisement
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
Tren Berubah, Di Negara-negara Ini Gaji Wanita Lebih Besar Dibanding Pria. Termasuk Indonesia Lho
Penasaran Sama Asal Usul Motif Loreng di Baju Tentara? Ini Dia Sejarahnya!
7 Wanita Ini Mengantarkan Pria Tercintanya Hingga Sukses. Mana yang Jadi Role Model Kamu?
Patut Diacungi Dua Jempol, 5 Model Ini Tetap Survive Lewat Bully-an Karena Kekurangan Fisiknya
Tren Perkembangan Model Fashion Muslim Saat Ini
Sunday, July 8, 2018
Intip 9 Label Lokal Ini Pamerkan Gaya Busana Andalannya dalam Trunk Show Social Fashion Darling
Tren fashion sekarang nggak cuma kamu bisa lihat via televisi atau majalah saja. Keberadaan media sosial (medsos) dapat kamu manfaatkan untuk mengetahui informasi terkini soal fashion. Apalagi sekarang muncul banyak label pakaian yang bikin akun medsos guna mempromosikan produk-produknya. Seperti sembilan label lokal yang belum lama ini unjuk gigi dalam trunk show Social Fashion Darling pada Rabu (9/5/2018) kemarin di Fashion Legacy, Lipoo Mall Kemang, Jakarta Selatan.
Sembilan label lokal ini memang sudah dikenal sebelumnya di medsos. Mereka telah memiliki banyak followers dengan ciri khas baju-baju unik dan menarik. Dalam trunk show ini, para pengunjung juga bisa langsung melihat dan membeli baju-baju sembilan label lokal tersebut di pop up market yang tersedia. Penasaran seperti apa pakaian karya desainer lokal yang ditampilkan dalam Social Fashion Darling? Simak ulasannya berikut ini.
1. Buat kamu penggila baju-baju casual yang chic, Cocotier bisa jadi andalan dengan pembuatannya yang terinspirasi dari streetwear kota mode New York dan Paris
Penampilan pertama mulai dari label Cocotier yang mengandalkan gaya streetwear New York yang modern dan Paris yang chic. Para desainernya, yaitu Ema Anindia dan Francine Foricdya mengatakan bahwa koleksi ini berjudul La Parisienne. Didominasi warna hitam, putih, abu-abu, dan hijau pada sweatshirts dan t-shirt, pakaian-pakaian ini cocok sekali digunakan perempuan urban yang selalu peduli terhadap perubahan tren dan mode terkini.
2. Kaia by A S M A R A menghadirkan pakaian dengan siluet longgar agar para perempuan bebas bergerak
Melalui koleksi terbarunya Happiness, Asmarani B.M Diah membuat pakaian yang ditujukan untuk ibu-ibu muda atau perempuan manapun bisa leluasa bergerak. Meski bersiluet longgar, namun baju-bajunya tetap membuat siapapun yang memakai tetap cantik dan stylish dalam warna biru dan putih.
3. Kamu penyuka pakaian yang berwarna hangat? Label NUNTNO bisa menjadi referensimu
Desainer NUNTNO, Nadia Tirensia terinspirasi dari banyaknya pernikahan yang berlangsung di sekitarnya. Tiga fokus utamanya yaitu penggunaan aksen tali (knot), aplikasi sulam tangan berwarna merah, dan detail pleats yang diambil dari bentuk wiron. Hadir dalam warna-warna hangat seperti kuning, coklat, dan merah, serta berciri khas potongan baju yang loose, simple, terdapat sedikit twist dan penggunaan aplikasi bojagi menjadi detail andalannya.
4. Saroengan menghadirkan pakaian untuk cewek yang aktif dan merupakan first jobber. Cocok nih kalau kamu bingung mau kenakan pakaian bergaya seperti apa saat ke kantor
Warna monokrom dengan sentuhan kecil kuning yang mewarnai koleksi Set Them Free karya perancang Caki Zoehra dan Gizza Ossiatzky. Koleksi bersiluet oversize yang dipadu celana dan rok berpotongan lebar dibuat untuk perempuan first jobber dan perempuan aktif yang ingin tampil modis.
5. Senang temapil feminin dengan sentuhan warna pastel? Pofeleve menghadirkan pakaian terbaiknya
Perempuan dengan siluet tubuh curvy dan plus size yang cantik dan penuh percaya diri menjadi sumber Pofeleve untuk menciptakan Amelie, Frente, Sublime. Potongan relaxed fit untuk tiap busananya dibalut dengan warna-warna netral yang lembut. Pas sekali kamu kenakan sebagai cewek aktif dengan tipe tubuh plus size yang menyukai gaya elegan dan feminin.
6. Tribal by Oline Workrobe hadirkan baju dengan siluet longgar dan potongan asimetris yang unik
Label Tribal by Oline Workrobe milik perancang Caroline Siahaan dipenuhi dengan atasan bersiluet longgar dengan potongan asimetris yang unik. Material batik cap dengan warna alami dibuat untuk perempuan aktif penyuka karakter edgy yang ingin terlihat fun.
7. Terinspirasi dari suasana nyaman dan cara menciptakan aura kecantikannya, Plumela menampilkan koleksi pertamanya dengan sentuhan warna-warna hangat
Agrythia Sadhila merilis koleksi pertama dari Plumela Warmth. Plumela menghadirkan koleksi pakaian yang terinspirasi dari suasana yang penuh dengan kehangatan dan rasa nyaman yang membuat setiap pribadi memancarkan aura cantik terbaiknya. Koleksi diwarnai dengan gradasi eksploratif mulai dari cokelat, abu-abu dan kuning. pakaian bersiluet longgar, dipadu dengan celana berpotongan mengecil ke bawah dirancang untuk perempuan aktif masa kini yang percaya diri, penuh dengan energi positif, dan mengutamakan kenyamanan dalam keseharian.
8. Tayada dengan koleksi apiknya Ragam Budaya membuat kamu ingin memiliki salah satu produknya yang begitu elegan
Tayada yang dirancang oleh Yenni Natalia dan Anastasia Katianda mempersembahkan koleksi berjudul Ragam Budaya. Dominasi warna biru tua dengan kombinasi warna merah, abu-abu, cream dan putih memberi pilihan cantik bagi perempuan yang ingin tampil energic dan aktif.
9. Maina Indonesia hadirkan pakaian yang mencerminkan kecantikan wanita yang disertai dengan warna-warna alam penuh pesona
Koleksi terbaru Maina Dewi Sri dibuat dengan inspirasi kembali ke alam Indonesia oleh Yenni Natalia dan Anastasia Katianda. Makanya, koleksi ini diwarnai dengan nuansa warna-warna alam untuk para perempuan yang ingin terlihat anggun, cantik, dan berkelas tanpa meninggalkan kesan Indonesia. Siluet atasan feminin dan sarung dengan potongan sederhana mnejadi andalan buasana yang ditampilkan.
Tampil keren dengan penuh percaya diri nggak cuma gara-gara pakai baju karya desainer luar. Ternyata, gunakan pakaian dari label lokal juga nggak kalah keren. Seperti pada karya sembilan label lokal yang tampil dalam trunk show Social Fashion Darling kemarin. Ngomong-ngomong, mana yang jadi favoritmu?
Advertisement
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
8 Gaya Busana yang Buat si Kecil agar Makin Terlihat Fashionable
Prediksi Gaya Berpakaian di 2018 Ini Perlu Kamu Tahu Sekarang Juga!
Intip 12+ Gaya Busana Islami Ala Kartika Putri. Setelah Hijrah Kini Lebih Tertutup, Kalem dan Manglingi
10 Trivia Tentang Model Cantik Tinggi Semampai di Acara Victorias Secret Fashion Show 2016
Daily Style Inspiration dari Paris Fashion Week Fall 2017 Couture Show
Sembilan label lokal ini memang sudah dikenal sebelumnya di medsos. Mereka telah memiliki banyak followers dengan ciri khas baju-baju unik dan menarik. Dalam trunk show ini, para pengunjung juga bisa langsung melihat dan membeli baju-baju sembilan label lokal tersebut di pop up market yang tersedia. Penasaran seperti apa pakaian karya desainer lokal yang ditampilkan dalam Social Fashion Darling? Simak ulasannya berikut ini.
1. Buat kamu penggila baju-baju casual yang chic, Cocotier bisa jadi andalan dengan pembuatannya yang terinspirasi dari streetwear kota mode New York dan Paris
Penampilan pertama mulai dari label Cocotier yang mengandalkan gaya streetwear New York yang modern dan Paris yang chic. Para desainernya, yaitu Ema Anindia dan Francine Foricdya mengatakan bahwa koleksi ini berjudul La Parisienne. Didominasi warna hitam, putih, abu-abu, dan hijau pada sweatshirts dan t-shirt, pakaian-pakaian ini cocok sekali digunakan perempuan urban yang selalu peduli terhadap perubahan tren dan mode terkini.
2. Kaia by A S M A R A menghadirkan pakaian dengan siluet longgar agar para perempuan bebas bergerak
Melalui koleksi terbarunya Happiness, Asmarani B.M Diah membuat pakaian yang ditujukan untuk ibu-ibu muda atau perempuan manapun bisa leluasa bergerak. Meski bersiluet longgar, namun baju-bajunya tetap membuat siapapun yang memakai tetap cantik dan stylish dalam warna biru dan putih.
3. Kamu penyuka pakaian yang berwarna hangat? Label NUNTNO bisa menjadi referensimu
Desainer NUNTNO, Nadia Tirensia terinspirasi dari banyaknya pernikahan yang berlangsung di sekitarnya. Tiga fokus utamanya yaitu penggunaan aksen tali (knot), aplikasi sulam tangan berwarna merah, dan detail pleats yang diambil dari bentuk wiron. Hadir dalam warna-warna hangat seperti kuning, coklat, dan merah, serta berciri khas potongan baju yang loose, simple, terdapat sedikit twist dan penggunaan aplikasi bojagi menjadi detail andalannya.
4. Saroengan menghadirkan pakaian untuk cewek yang aktif dan merupakan first jobber. Cocok nih kalau kamu bingung mau kenakan pakaian bergaya seperti apa saat ke kantor
Warna monokrom dengan sentuhan kecil kuning yang mewarnai koleksi Set Them Free karya perancang Caki Zoehra dan Gizza Ossiatzky. Koleksi bersiluet oversize yang dipadu celana dan rok berpotongan lebar dibuat untuk perempuan first jobber dan perempuan aktif yang ingin tampil modis.
5. Senang temapil feminin dengan sentuhan warna pastel? Pofeleve menghadirkan pakaian terbaiknya
Perempuan dengan siluet tubuh curvy dan plus size yang cantik dan penuh percaya diri menjadi sumber Pofeleve untuk menciptakan Amelie, Frente, Sublime. Potongan relaxed fit untuk tiap busananya dibalut dengan warna-warna netral yang lembut. Pas sekali kamu kenakan sebagai cewek aktif dengan tipe tubuh plus size yang menyukai gaya elegan dan feminin.
6. Tribal by Oline Workrobe hadirkan baju dengan siluet longgar dan potongan asimetris yang unik
Label Tribal by Oline Workrobe milik perancang Caroline Siahaan dipenuhi dengan atasan bersiluet longgar dengan potongan asimetris yang unik. Material batik cap dengan warna alami dibuat untuk perempuan aktif penyuka karakter edgy yang ingin terlihat fun.
7. Terinspirasi dari suasana nyaman dan cara menciptakan aura kecantikannya, Plumela menampilkan koleksi pertamanya dengan sentuhan warna-warna hangat
Agrythia Sadhila merilis koleksi pertama dari Plumela Warmth. Plumela menghadirkan koleksi pakaian yang terinspirasi dari suasana yang penuh dengan kehangatan dan rasa nyaman yang membuat setiap pribadi memancarkan aura cantik terbaiknya. Koleksi diwarnai dengan gradasi eksploratif mulai dari cokelat, abu-abu dan kuning. pakaian bersiluet longgar, dipadu dengan celana berpotongan mengecil ke bawah dirancang untuk perempuan aktif masa kini yang percaya diri, penuh dengan energi positif, dan mengutamakan kenyamanan dalam keseharian.
8. Tayada dengan koleksi apiknya Ragam Budaya membuat kamu ingin memiliki salah satu produknya yang begitu elegan
Tayada yang dirancang oleh Yenni Natalia dan Anastasia Katianda mempersembahkan koleksi berjudul Ragam Budaya. Dominasi warna biru tua dengan kombinasi warna merah, abu-abu, cream dan putih memberi pilihan cantik bagi perempuan yang ingin tampil energic dan aktif.
9. Maina Indonesia hadirkan pakaian yang mencerminkan kecantikan wanita yang disertai dengan warna-warna alam penuh pesona
Koleksi terbaru Maina Dewi Sri dibuat dengan inspirasi kembali ke alam Indonesia oleh Yenni Natalia dan Anastasia Katianda. Makanya, koleksi ini diwarnai dengan nuansa warna-warna alam untuk para perempuan yang ingin terlihat anggun, cantik, dan berkelas tanpa meninggalkan kesan Indonesia. Siluet atasan feminin dan sarung dengan potongan sederhana mnejadi andalan buasana yang ditampilkan.
Tampil keren dengan penuh percaya diri nggak cuma gara-gara pakai baju karya desainer luar. Ternyata, gunakan pakaian dari label lokal juga nggak kalah keren. Seperti pada karya sembilan label lokal yang tampil dalam trunk show Social Fashion Darling kemarin. Ngomong-ngomong, mana yang jadi favoritmu?
Advertisement
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
8 Gaya Busana yang Buat si Kecil agar Makin Terlihat Fashionable
Prediksi Gaya Berpakaian di 2018 Ini Perlu Kamu Tahu Sekarang Juga!
Intip 12+ Gaya Busana Islami Ala Kartika Putri. Setelah Hijrah Kini Lebih Tertutup, Kalem dan Manglingi
10 Trivia Tentang Model Cantik Tinggi Semampai di Acara Victorias Secret Fashion Show 2016
Daily Style Inspiration dari Paris Fashion Week Fall 2017 Couture Show
Tuesday, July 3, 2018
Interaktif Food Fashion di Tengah Industri MEA
Melihat perkembangan jaman menuju era modernisasi ini membuat sejumlah kepala kreatif melakukan upaya mendirikan ide-ide briliant dengan melibatkan beberapa sektor industri. Salah satunya adalah sektor ekonomi. Perkembangan ekonomi di indonesia sendiri mengalami pasang surut yang spektakuler, namun masyarakatnya sendiri berupaya sebisa mungkin melakukan pemberdayaan ekonomi menuju kata lebih baik. Salah satunya adalah lewat pemberdayaan sumber daya manusia (SDM).
Kini sejumlah indstri kreatif guna menanggulangi masalah perekonomian di indonesia semakin banyak bermunculan. Terlebih setelah munculnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tengah masyarakat Indonesia. ada pun dampak tersendiri dari MEA yakni adanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta kualitas tenaga kerja. Terbentuknya MEA sendiri untuk meningkatkan stabilitas khususnya dibidang perekonomian di kawasan ASEAN sendiri. Serta diharapkan juga mampu mengatasi masalah-masalah dibidang eknomi antar negara ASEAN. Melihat pergerakan MEA ini membuat industri kreatif di Indonesia berlomba-lomba menciptakan peluang di bidang ekonomi dengan berbagai cara. Salah satunya yang sedang populer adalah industri kreatif di bidang kuliner.
1. Kuliner
Kita ketahui bahwa inovasi kuliner di indonesia beraneka ragam. Mulai dari jajanan kuliner nusantara, kuliner mancanegara, atau pun ide kreatif yang memadupadakan kuliner nusantara dengan mancanegara. Inilah yang membuat sektor perekonomian Indonesia semakin kreatif. Definisi tersendiri dari industri kreatif adalah sebagai kumpulan dari aktivitas ekonomi yang dihubungkan dengan penciptaan atau penggunaan sebuah pengetahuan dan informasi.
Di dalam industri kreatif sendiri juga dikenal istilah yang erat kaitannya yakni, industri budaya. Mengapa istilah tersebut tercipta? Sebab, industri kreatif muncul dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat dari masing individu, yang kemudian dieksploitasikan berupa daya kreasi dan daya cipta dari masing-masing individu. Sehingga, industri kreatif dipandang semakin penting perannya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat khususnya dalam bidang perekonomian.
Sejak 2006, ekonomi kreatif sudah muncul dan banyak mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia. salah satunya adalah program Indonesia Design Poweryang meningkatkan daya saing dari produk-produk Indonesia di pasar domestik maupun ekspor. Selanjutnya Dukungan dari pemerintah terhadap ekonomi kreatif terus berlanjut, pada tanggal 26 Januari 2015 merupakan tanggal pelantikan kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, yang merupakan tanggal dimulainya awal pekerjaan untuk Bekraf yang memiliki tugas untuk membantu presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengkoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di 16 sektor ekonomi kreatif (musik, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio). Dari situ lah istilah dan ide baru guna menunjukka jati diri dari industri kreatif atau ekonomi kreatif mulai banyak bermunculan.
Kemudian, kita kembali pada industri kreatif kuliner yang ada di indonesia. indonesia memang kaya akan budaya dan masing-masing budaya menjadi ciri khas tersendiri dari masing-masing wilayah di indonesia. terlebih denga melihat perkembangan teknologi yang memunculkan akses sosial media dengan mudah menjadikan kita lebih mengetahui banyak hal tentang kuliner indonesia.
2. Food and Fashion
Food and fashion di pilih menjadi salah satu peluang ekonomi kreatif yang memiliki konsep unik. Mengapa? Karena memanfaatkan peluang dari masyarakat indonesia yang konsumtif. Usaha memadukan konsep kuliner dengan fashion memang bukan hal yang baru. Ada banyak cafe-cafe di indonesia yang sudah memanfaatka konsep tersebut dan memang menghasilkan peluang yang cukup besar. Dengan konsep sebuah rumah makan atau cafe beserta distro atau butik sudah lahir industri kreatif berupa food and fashion.
Hal serupa juga dapat kita ketahui dari event tahunan yang digelar di jakarta berupa JFFF atau Jakarta Food&Fashion Festival. Dari situ maka hadirnya JFFF di tengah-tengah masyarakat adalah mengangkat citra, harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui industri yang berbasis budaya. Juga kita lihat tema-tema besar berupa mode dan kuliner JFFF diwujudkan pada tiga rangkaian utama acara, yaitu Fashion Extravaganza, Food Festival, dan Gading Nite Carnival. Dalam agenda perayaan JFFF tersebut anda bisa menikmati karya anak bangsa.
Melihat hal tersebut membuat ikatan antara kuliner dan fashion ini membuat ikatan atau sebuah interaktif yang membentuk sebuah komunikasi. Kedua bidang ini merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Maka sayang jika keduanya dipisahkan. Misalnya saja usaha UKM dengan bisnis di bidang kuliner makanan nusantara yang dikolaborasikan dengan masakan olahan mancanegara akan menjadi salah satu peluang untuk menarik anak muda sebagai generasi penerus melestarikan kuliner nusantara. Bukan hanya itu bisnis cafe dengan daya tarik distro juga membuat peluang anda lebih eksis di sosial media. Hal ini dikarenakan 85% penduduk indonesia pengguna social media seperti instagram, tweeter, facebook, path, line dan masih banyak lagi. Mereka akan mengunggah foto bisa jadi menu kuliner yang anda sajikan beserta lokasi food and fashion anda. Tak lama netizen (sebutan pengguna social media) akan beramai-ramai mendatangai tempat anda.
Kemudian untuk potensi fashion sendiri adalah istilah OOTD yang sedang buming di kalangan pengguna social media. Dengan memanfaatkan bisnis fashion merupakan salah satu bisnis yang potensial dan akan selalu banyak di cari orang. Melihat sekarang perkembangan fashion muslim juga semakin menarik untuk di coba. Istilah OOTD atau Outfit Of The Day ini menjadi familliar dan buming dengan hastag yang mereka gunakan ketika mengunggah foto dengan busana terbaru. Ini menjadi salah satu poin terpenting dalam menjalankan usaha kreatif dengan memanfaatkan interaktif dari usaha kuliner dan fashion. Untuk sasarannya pun cukup jelas, sebanyak 75% dari penguuna social media adalah anak muda karena mereka inilah yang nantinya menjadi salah satu penerus yang harus aktif dan kreatif membuka peluang perekonomian negara. Sisanya adalah penggemar kuliner atau fashion, atau bisa jadi keduanya. Bagaimana? Tertarik untuk mencoba?
Maka dengan adanya strukur perekonomian dunia ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan menuju era ekonomi kreatif. Sebab, ekonomi kreatif dengan munculnya bisnis food and fashiondi tengah MEA sekarang ini dapat mengintensifkan pada kreativitas dan faktor produksi utama yang lebih maju. Hal tersebut juga di perkuat oleh pakar ekonomi yakni Dr. Richard Florida dari Amerika Serikat, yang membahas ekonomi kreatif dalam bukunya The Rise of Creative Class dan Cities and the Creative Class.
Dari mulai diluncurkannyaprogram Indonesia Design Power hingga berdirinya Badan Ekonomi Kreatif pada tanggal 26 Januari 2015 yang merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Hal ini membuktikan bahwasanya pemerintah telah sadar akan potensi tersembunyi yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif di mana ekonomi kreatif mampu memberikan kontribusi rata-rata lebih dari 7% terhadap PDB serta mampu menyerap tenaga kerja. Kemudian, juga diharapkan pemerintah dapat terus melakukan pergerakan positif guna menyiapkan diri untuk memasuki era ekonomi kreatif yang lebih interaktif.
Kini sejumlah indstri kreatif guna menanggulangi masalah perekonomian di indonesia semakin banyak bermunculan. Terlebih setelah munculnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tengah masyarakat Indonesia. ada pun dampak tersendiri dari MEA yakni adanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta kualitas tenaga kerja. Terbentuknya MEA sendiri untuk meningkatkan stabilitas khususnya dibidang perekonomian di kawasan ASEAN sendiri. Serta diharapkan juga mampu mengatasi masalah-masalah dibidang eknomi antar negara ASEAN. Melihat pergerakan MEA ini membuat industri kreatif di Indonesia berlomba-lomba menciptakan peluang di bidang ekonomi dengan berbagai cara. Salah satunya yang sedang populer adalah industri kreatif di bidang kuliner.
1. Kuliner
Kita ketahui bahwa inovasi kuliner di indonesia beraneka ragam. Mulai dari jajanan kuliner nusantara, kuliner mancanegara, atau pun ide kreatif yang memadupadakan kuliner nusantara dengan mancanegara. Inilah yang membuat sektor perekonomian Indonesia semakin kreatif. Definisi tersendiri dari industri kreatif adalah sebagai kumpulan dari aktivitas ekonomi yang dihubungkan dengan penciptaan atau penggunaan sebuah pengetahuan dan informasi.
Di dalam industri kreatif sendiri juga dikenal istilah yang erat kaitannya yakni, industri budaya. Mengapa istilah tersebut tercipta? Sebab, industri kreatif muncul dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat dari masing individu, yang kemudian dieksploitasikan berupa daya kreasi dan daya cipta dari masing-masing individu. Sehingga, industri kreatif dipandang semakin penting perannya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat khususnya dalam bidang perekonomian.
Sejak 2006, ekonomi kreatif sudah muncul dan banyak mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia. salah satunya adalah program Indonesia Design Poweryang meningkatkan daya saing dari produk-produk Indonesia di pasar domestik maupun ekspor. Selanjutnya Dukungan dari pemerintah terhadap ekonomi kreatif terus berlanjut, pada tanggal 26 Januari 2015 merupakan tanggal pelantikan kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, yang merupakan tanggal dimulainya awal pekerjaan untuk Bekraf yang memiliki tugas untuk membantu presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengkoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di 16 sektor ekonomi kreatif (musik, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio). Dari situ lah istilah dan ide baru guna menunjukka jati diri dari industri kreatif atau ekonomi kreatif mulai banyak bermunculan.
Kemudian, kita kembali pada industri kreatif kuliner yang ada di indonesia. indonesia memang kaya akan budaya dan masing-masing budaya menjadi ciri khas tersendiri dari masing-masing wilayah di indonesia. terlebih denga melihat perkembangan teknologi yang memunculkan akses sosial media dengan mudah menjadikan kita lebih mengetahui banyak hal tentang kuliner indonesia.
2. Food and Fashion
Food and fashion di pilih menjadi salah satu peluang ekonomi kreatif yang memiliki konsep unik. Mengapa? Karena memanfaatkan peluang dari masyarakat indonesia yang konsumtif. Usaha memadukan konsep kuliner dengan fashion memang bukan hal yang baru. Ada banyak cafe-cafe di indonesia yang sudah memanfaatka konsep tersebut dan memang menghasilkan peluang yang cukup besar. Dengan konsep sebuah rumah makan atau cafe beserta distro atau butik sudah lahir industri kreatif berupa food and fashion.
Hal serupa juga dapat kita ketahui dari event tahunan yang digelar di jakarta berupa JFFF atau Jakarta Food&Fashion Festival. Dari situ maka hadirnya JFFF di tengah-tengah masyarakat adalah mengangkat citra, harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui industri yang berbasis budaya. Juga kita lihat tema-tema besar berupa mode dan kuliner JFFF diwujudkan pada tiga rangkaian utama acara, yaitu Fashion Extravaganza, Food Festival, dan Gading Nite Carnival. Dalam agenda perayaan JFFF tersebut anda bisa menikmati karya anak bangsa.
Melihat hal tersebut membuat ikatan antara kuliner dan fashion ini membuat ikatan atau sebuah interaktif yang membentuk sebuah komunikasi. Kedua bidang ini merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Maka sayang jika keduanya dipisahkan. Misalnya saja usaha UKM dengan bisnis di bidang kuliner makanan nusantara yang dikolaborasikan dengan masakan olahan mancanegara akan menjadi salah satu peluang untuk menarik anak muda sebagai generasi penerus melestarikan kuliner nusantara. Bukan hanya itu bisnis cafe dengan daya tarik distro juga membuat peluang anda lebih eksis di sosial media. Hal ini dikarenakan 85% penduduk indonesia pengguna social media seperti instagram, tweeter, facebook, path, line dan masih banyak lagi. Mereka akan mengunggah foto bisa jadi menu kuliner yang anda sajikan beserta lokasi food and fashion anda. Tak lama netizen (sebutan pengguna social media) akan beramai-ramai mendatangai tempat anda.
Kemudian untuk potensi fashion sendiri adalah istilah OOTD yang sedang buming di kalangan pengguna social media. Dengan memanfaatkan bisnis fashion merupakan salah satu bisnis yang potensial dan akan selalu banyak di cari orang. Melihat sekarang perkembangan fashion muslim juga semakin menarik untuk di coba. Istilah OOTD atau Outfit Of The Day ini menjadi familliar dan buming dengan hastag yang mereka gunakan ketika mengunggah foto dengan busana terbaru. Ini menjadi salah satu poin terpenting dalam menjalankan usaha kreatif dengan memanfaatkan interaktif dari usaha kuliner dan fashion. Untuk sasarannya pun cukup jelas, sebanyak 75% dari penguuna social media adalah anak muda karena mereka inilah yang nantinya menjadi salah satu penerus yang harus aktif dan kreatif membuka peluang perekonomian negara. Sisanya adalah penggemar kuliner atau fashion, atau bisa jadi keduanya. Bagaimana? Tertarik untuk mencoba?
Maka dengan adanya strukur perekonomian dunia ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan menuju era ekonomi kreatif. Sebab, ekonomi kreatif dengan munculnya bisnis food and fashiondi tengah MEA sekarang ini dapat mengintensifkan pada kreativitas dan faktor produksi utama yang lebih maju. Hal tersebut juga di perkuat oleh pakar ekonomi yakni Dr. Richard Florida dari Amerika Serikat, yang membahas ekonomi kreatif dalam bukunya The Rise of Creative Class dan Cities and the Creative Class.
Dari mulai diluncurkannyaprogram Indonesia Design Power hingga berdirinya Badan Ekonomi Kreatif pada tanggal 26 Januari 2015 yang merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Hal ini membuktikan bahwasanya pemerintah telah sadar akan potensi tersembunyi yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif di mana ekonomi kreatif mampu memberikan kontribusi rata-rata lebih dari 7% terhadap PDB serta mampu menyerap tenaga kerja. Kemudian, juga diharapkan pemerintah dapat terus melakukan pergerakan positif guna menyiapkan diri untuk memasuki era ekonomi kreatif yang lebih interaktif.
Subscribe to:
Comments (Atom)